Dalam dunia investasi, risiko dan return adalah dua sisi dari sebuah mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai investor, memahami dan mengukur risiko investasi Anda merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan investasi yang diinginkan. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara mengukur risiko tersebut? Artikel ini akan membahas berbagai konsep dan alat pengukuran risiko investasi yang penting untuk diketahui oleh setiap investor.
Pengertian Risiko Investasi
Risiko investasi dapat didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara hasil yang diperoleh dari investasi dengan hasil yang diharapkan. Dalam kata lain, risiko merupakan kemungkinan investor menderita kerugian. Setiap jenis investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda, mulai dari risiko rendah hingga risiko tinggi. Pemahaman yang baik tentang risiko membantu investor dalam memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka.
Konsep Risiko
Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis
Risiko investasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (market risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis adalah risiko yang mempengaruhi semua perusahaan dan tidak bisa dihindari, contohnya adalah perubahan kebijakan pemerintah, inflasi, dan perubahan suku bunga. Sementara itu, risiko tidak sistematis adalah risiko yang hanya mempengaruhi satu perusahaan atau satu industri, seperti masalah manajemen atau pencemaran nama baik.
Diversifikasi
Salah satu konsep utama dalam mengurangi risiko adalah diversifikasi. Diversifikasi berarti menyebarkan investasi Anda di berbagai aset atau instrumen investasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko tidak sistematis, karena jika satu investasi mengalami kerugian, investasi lain yang tidak berkorelasi atau berkorelasi negatif dengan investasi tersebut dapat membantu menyeimbangkan atau bahkan mengimbangi kerugian tersebut.
Alat Pengukuran Risiko
Untuk dapat mengukur risiko investasi, terdapat beberapa alat atau metode pengukuran yang dapat digunakan oleh investor. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Standar Deviasi
Standar deviasi adalah salah satu metode pengukuran risiko yang paling umum digunakan. Metode ini mengukur seberapa besar perbedaan return sebuah investasi dari rata-rata returnnya. Semakin besar standar deviasi sebuah investasi, semakin tinggi pula risiko yang terkandung di dalamnya. Standar deviasi memberikan gambaran tentang volatilitas suatu aset investasi.
Beta
Beta mengukur sensitivitas return sebuah saham terhadap perubahan di pasar saham secara keseluruhan. Saham dengan beta lebih dari 1 dianggap lebih volatil dan berisiko dibandingkan pasar, sementara saham dengan beta kurang dari 1 dianggap kurang volatil dan berisiko. Beta adalah indikator risiko yang baik, terutama untuk investor yang memegang portofolio saham yang terdiversifikasi.
Rasio Sharpe
Rasio Sharpe digunakan untuk menghitung return tambahan yang diperoleh per unit risiko. Rasio ini memberikan gambaran apakah return ekstra yang diperoleh suatu investasi layak dibandingkan dengan risiko tambahan yang ditanggung. Semakin tinggi rasio Sharpe, semakin baik kinerja investasi tersebut setelah disesuaikan dengan risikonya.
Value at Risk (VaR)
Value at Risk (VaR) adalah teknik yang digunakan untuk mengestimasi potensi kerugian maksimum dari suatu portfolio dalam kondisi pasar normal, pada tingkat kepercayaan tertentu, dan dalam periode waktu tertentu. VaR banyak digunakan oleh lembaga keuangan sebagai standar pengukuran risiko.